ORANG TUA , ANAK SHOLEH DAN AL QURAN
OLEH YASIR ISMAIL
A.
KEWAJIBAN ORANG TUA
TERHADAP ANAK
1.
Anak mempunyai hak untuk hidup.
Allah berfirman:
‘Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena
takut miskin. Kami akan memberikan rizqi kepadamu dan kepada mereka.’ ( QS.
Al-An’am: 151)
2.
Menyusui
Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya
selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. (QS AI
Baqarah: 233)
Al ‘Allamah Siddiq Hasan Khan berkata, “Mengandungnya
sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan. Maksudnya, adalah jumlah waktu
selama itu dihitung dari mulai hamil sampai disapih.”
3.
Memberi Nama yang Baik
Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda,
“Sesungguhnya kewajiban orang tua dalam memenuhi hak anak itu ada tiga, yakni:
pertama, memberi nama yang baik ketika lahir. Kedua, mendidiknya dengan
al-Qur’an dan ketiga, mengawinkan ketika menginjak dewasa.”
Berkenaan dengan
nama-nama yang bagus untuk anak, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya kamu
sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kamu sekalian, maka
perbaguslah nama kalian.” (HR.Abu Dawud)
4.
Mengaqiqahkan Anak
Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Tiap tiap seorang
anak tergadai dengan ‘aqiqahnya. Disembelih (‘aqiqah) itu buat dia pada hari
yang ketujuhnya dan di cukur serta diberi nama dia.’ (Diriwayatkan oleh Ahmad
dan Imam yang empat dan dishahihkan oleh At Tirmidzy, hadits dari Samurah ).
5.
Mendidik
anak
Pada suatu kesempatan,
Amirul Mukminin Umar bin Khaththab kehadiran seorang tamu lelaki yang
mengadukan kenakalan anaknya, “Anakku ini sangat bandel.” tuturnya kesal.
Amirul Mukminin berkata, “Hai Fulan, apakah kamu tidak takut kepada Allah
karena berani melawan ayahmu dan tidak memenuhi hak ayahmu?” Anak yang pintar
ini menyela. “Hai Amirul Mukminin, apakah orang tua tidak punya kewajiban
memenuhi hak anak?” Umar ra menjawab, “Ada tiga, yakni: pertama, memilihkan ibu
yang baik, jangan sampai kelak terhina akibat ibunya. Kedua, memilihkan nama yang baik.
Ketiga, mendidik mereka dengan al-Qur’an.”
6.
Memberi makan dan keperluan lainnya
Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Cukup
berdosa orang yang menyia nyiakan ( tanggung jawab) memberi makan keluarganya.’
( HR Abu Daud )./1100;247/33.
7.
Memberi rizqi yang ‘thayyib’.
Dari Abu Rafi’ r.a., telah berkata;
Telah bersabda Rasulullah s.a.w. ‘Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah
mengajarinya tulis baca, mengajarinya berenang dan memanah, tidak memberinya
rizqi kecuali rizqi yang baik.’ HR Al Hakim/Depag;51.
8.
Mendidik anak tentang agama.
Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Tiap bayi
dilahirkan dalam kadaan suci ( fithrah Islamy ) . Ayah dan Ibunyalah kelak yang
menjadikannya Yahudi, Nashrany, atau Majusyi. HR Bukhary.;1100;243/15.
Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Barang siapa mempunyai dua anak perempuan
dan dia asuh dengan baik maka mereka akan menyebabkannya masuk sorga. ( HR Al Bukhary )/ 1100; 244/20.
9.
Mendidik anak untuk sholat.
10.
menyediakan tempat tidur terpisah
antara laki laki dan perempuan.
Islam mengejarkan ‘hijab’ sejak dini.
Meskipun terhadap sesama Muhrim , Bila telah berusia tujuh tahun tempat tidur
mereka harus dipisahkan.
Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Suruhlah
anak anakmu sholat bila berumur tujuh tahun dan gunakan pukulan jika mereka
sudah berumur sepuluh tahun dan pisahlah tempat tidur mereka ( putra putri ).
11.
Mendidi anak tentang adab yang baik.
12.
Memberi pengajaran dengan pelajaran
yang baik;
Berkata shahabat ‘AlI r.a.; ‘Ajarilah
anak anakmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zaman yang berbeda dengan
zamanmu.’ (Depag;19).
13.
Memberi pengajaran Al Quran.
Rasulullah s.a.w. bersabda;’Sebaik
baik kalian adalah barang siapa yang belajar Al Qur aan dan mengajarkannya’.
Nabi s.a.w. bersabda; ‘Ilmu itu ada tiga macam. Selainnya adalah sekedar tambahan. Adapun yang tiga macam itu ialah; Ilmu tentang ayat ayat ( Al Qur aan) yang muhkamat, ilmu tentang Sunnah Nabi, dan ilmu tentang pembagian warits. ( HR Ibnu Majah ).
Nabi s.a.w. bersabda; ‘Ilmu itu ada tiga macam. Selainnya adalah sekedar tambahan. Adapun yang tiga macam itu ialah; Ilmu tentang ayat ayat ( Al Qur aan) yang muhkamat, ilmu tentang Sunnah Nabi, dan ilmu tentang pembagian warits. ( HR Ibnu Majah ).
14.
Memberikan pendidikan dan pengajaran
baca tulis .
Dari Abu Rafi’ r.a., telah berkata;
Telah bersabda Rasulullah s.a.w. ‘Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah
mengajarinya tulis baca, mengajarinya berenang dan memanah, tidak memberinya
rizqi kecuali rizqi yang baik.’ HR Al Hakim/Depag;51.
15.
Memberikan perawatan dan pendidikan
kesehatan.
Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Jagalah
kebersihan* dengan segala usaha yang mampu kamu lakukan. Sesungguhnya Allah
Ta’ala menegakkan Islam diatas prinsip kebersihan. Dan tak akan masuk sorga
kecuali orang yang memelihara kebersihan.’ ( HR At Thabarany )/Depag; 57.
16.
Memberikan pengajaran ketrampilan.
Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Sebaik
baik makanan adalah hasil usaha tangannya sendiri’.
Dalam sabdanya yang lain beliau
mengatakan; ‘Mengapa tidak kau ajarkan padanya ( anak itu ) menenun sebagaimana
dia telah diajarkan tulis baca?’ ( HR An- Nasai ) /Depag; 52
17.
Memberikan kepada anak tempat yang
yang baik dalam hati orang tua.
Seorang datang kepada Nabi s.a.w. dan
bertanya; ‘Ya Rasulullah, apakah hak anakku ini? Nabi s.a.w. menjawab;’ Kau
memberinya nama yang baik, memberi adab yang baik dan memberinya kedudukan yang
baik ( dalam hatimu ) . ( HR At Tuusy )./1100;243/16.
18.
Memberi kasih sayang.
Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Bukanlah
dari golongan kami yang tidak menyayangi yang lebih muda dan ( bukan dari
golongan kami ) orang yang tidak menghormati yang lebih tua.’ ( HR At Tirmidzy
). Depag; 42
19.
Menikahkannya
“Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum kawin)
dan orang-orang yang sudah waktunya kawin dari hamba-hambamu yang laki-laki
ataupun yang perempuan. Jika mereka itu orang-orang yang tidak mampu, maka
Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari anugerah-Nya.” (QS.
An-Nur:32)
Rasulullah dalam hal ini bersabda, “Ada tiga
perkara yang tidak boleh dilambatkan, yaitu: shalat, apabila tiba waktunya,
jenazah apabila sudah datang dan ketiga, seorang perempuan apabila sudah
memperoleh (jodohnya) yang cocok.” (HR. Tirmidzi)
20.
Mengarahkan anak
“Sesungguhnya pemuda itu
sedang tumbuh. Maka apabila dia lebih mengutamakan untuk duduk bersama
orang-orang yang berilmu, hampir-hampir bisa dikata dia akan selamat. Namun
bila dia cenderung pada selain mereka, hampir-hampir dia rusak binasa.”
(Dinukil dari Lammud Durril Mantsur minal Qaulil Ma`tsur, bab Hukmus Salaf
‘alal Mar`i bi Qarinihi wa Mamsyahu no.517).
B.
ANAK SHOLEH INVESTASI ORAG
TUA
“Dan hendaklah takut kepada Allah
orang-orang yang sekiranya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)mereka” (An Nisa: 9).
Orangtua diharuskan khawatir meninggalkan (mewariskan) kepada
anak cucunya dhu’afa (kelemahan) dalam beberapa hal di antaranya :
1.
Lemah harta kekayaan
2.
Lemah fisik.
3.
Lemah ilmu.
4.
Lemah Aqidah.
إِذَا مَاتَ بْنُ آدَمَ
اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ، صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ
يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ.
Artinya: “Jika
wafat anak cucu Adam, maka terputuslah amalan-amalannya kecuali tiga: Sadaqah
jariah atau ilmu yang bermanfaat atau anak yang shalih yang selalu mendoakannya.”
(HR.Muslim)
C.
ANAK SHOLEH DAN MENCINTAI
AL QURAN
إنَّ
هَذَا الْقُرْآَنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ
الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih
lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan
amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar
(
Al Isra ; 9 )
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ
السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ
فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
Dari
Aisyah ra. Beliau berkata : “Bahwasannya Rasulullah bersabda : orang yang
pandai membaca al Qur’an akan beserta para malaikat yang mulia. Dan orang yang
terbata-bata dalam membacanya dan sangat kesulitan maka baginya ada dua
pahala.” ( HR. Bukhori, Muslim dan Abu Dawud )
اقْرَءُوا
الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
Bacalah al qur’an, maka
sesungguhnya dia akan menjadi syafa’at bagi para sahabatnya di hari kiamat (HR.
Muslim)
“Sebaik-baik orang diantara kalian adalah orang yang
mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).
“Barang siapa membaca satu huruf dari Alquran, maka ia
akan memperoleh kebaikan. Kebaikan itu berlipat sepuluh kali. Aku tidak
mengatakan, Alif Laam Miim satu huruf, akan tetapi, Alif adalah huruf, Lam
huruf, dan Mim huruf.” (At Tirmidzi. Nomor:3075).
“Didiklah
anak-anakmu dengan tiga perkara: mencintai Nabimu; mencintai ahlul baitnya; dan
memba Al-Qur’an karena orang-orang yang memelihara Al-Qur’an itu berada dalam
lingkungan singasana Allah pada hari ketika tidak ada perlindungan selain dari
pada perlindungan-Nya; mereka beserta para Nabi-Nya dan orang-orang suci”. (HR.
Ath Thabrani).
Menanamkan rasa cinta anak terhadap Al-Qur’an pertama
kali harus dilakukan di dalam keluarga, yaitu dengan metode keteladanan. Karena
jika kita menginginkan anak mencintai Al-Qur’an, maka jadikanlah keluarga kita
sebagai suri teladan yang baik dengan cara berinteraksi secara baik dengan
Al-Qur’an.
Metode-metode yang bisa digunakan agar anak kita mencintai
Al-Qur’an diantaranya adalah:
1. Bercerita /mendongengkan kepada anak dengan kisah-kisah yang diambil dari Al-Qur’an.
Mempersiapkan cerita untuk anak dapat menjadikannya mencintai Allah
Ta’ala dan Al-Qur’an Al-Karim, karena dengan mendongeng anak tidak hanya
sekedar mendengarkan isi cerita yang kita sampaikan namun mereka juga
menggunakan imajinasinya dalam menyimak cerita yang kita bawakan. Terbangunnya
sebuah imajinasi dalam pikiran anak akan melekat hingga ke alam bawah sadarnya.
apalagi jika anak kita sampai tertidur mendengar cerita kita.
Menurut sebuah penilitian si fakultas psikologi Canada (dikutip dari
detik news) fase tidur manusia terbagi dalam 4 fase :
a.
Fase menjelang tidur. dalam
fase ini biasanya kesadaran kita masih diatas 75%. dalam fase ini otak mampu
merekan hal2 yang terjadi disekitar kita.
b.
Fase menjelang tidur lelap.
Dalam fase ini kesadaran yang bekerja adalah dibawah 30% dan kesadaran alam
bawah sadar mulai bekerja hingga 70%. ini adalah fase yang sangat baik untuk
menasehati dan menanamkan apapun dalam diri anak. sebuah penelitian yang
tercatan 80% anak nakal / hiperaktif menjadi lebih baik setelah mendapat terapi
nasehat dalam fase ini. selama 1-2bulan. Dan tingkat kecerdasan anak meningkat
hinga 60% setelah mendapat masukan positive (pujian, lagu2 yang menenangkan dan
ungkapan cinta orang tua).
c.
Fase tidur lelap. Dalam
fase ini kesadaran bawah sadar kita bekerja 100%. Mimpi berlangsung pada fase
ini.
d.
Fase post-tidur lelap. fase
ini hampir sama dengan fase kedua, hanya saja tingkat kemampuan merespon
masukan dari luar lebih lemah dibandingkan fase kedua.
Fase yang baik bagi manusia untuk memeperbaiki kualitas psikologis
adalah pada fase dua dan empat. Jika kita ingin menanamkan kecintaan anak
terhadap Al-Qur’an dan mengembangkan kualitas psikis anak kita maka pergunakanlah
kedua fase terbaik ini untuk hal tersebut.
Akan lebih bagus jika kisah-kisah dogeng bagi anak-anak kita diambil
dari Al-Qur’an secara langsung, seperti kisah tentang tentara gajah yang
menghancurkan Ka’bah, kisah perjalanan nabi Musa dan nabi Khidir, kisah Qarun,
kisah nabi Sulaiman bersama ratu Bilqis dan burung Hud-hud, kisah tentang
Ashabul Kahfi, dan lain-lain.
Sebelum kita mulai bercerita kita katakan pada anak, “Sekarang saatnya
untuk menjelajahi kisah-kisah seru yang ada di Al-Qur’an.” Sehingga rasa cinta
anak terhadap cerita-cerita itu dengan sendirinya akan terikat dengan rasa
cintanya pada Al-Qur’an. Namun, dalam menyuguhkan cerita pada anak harus
diperhatikan pemilihan waktu yang tepat, pemilihan bahasa yang cocok, dan
kalimat yang terkesan, dan alur yang merangsang imajinasi mereka. Sehingga hal
ini akan memberi pengaruh yang kuat pada jiwa dan akal anak.
2. Sabar dalam menghadapi anak.
Misalnya ketika anak belum bersedia menghafal pada usia ini, maka kita
harus menangguhkannya sampai anak benar-benar siap. Jangan pernah memaksakan
kehendak, karena ini dapat memberikan trauma pada anak. Anak-anak yang
mengalami trauma akan sulit untuk menerima apapun. Bahkan dapat mengakibatkan
kebencian dalam hati mereka. Namun kita harus selalu memperdengarkan bacaan
Al-Qur’an kepadanya.
3. Menggunakan metode pemberian penghargaan untuk memotivasi anak.
Misalnya jika anak telah menyelesaikan satu surat kita ajak ia untuk
jalan-jalan/rekreasi, atau dengan menggunakan lembaran prestasi/piagam
penghargaan, sehingga anak akan semakin terdorong untuk mengahafal Al-Qur’an.
4. Menggunakan semboyan untuk mengarahkan anak mencintai Al-Qur’an.
Misalnya : Saya mencintai Al-Qur’an, Al-Qur’an Kalamullah, Allah
mencintai anak yang cinta Al-Qur’an, Saya suka menghafal Al-Qur’an.
5. Menggunakan sarana menghafal yang inovatif.
Hal ini disesuaikan dengan kepribadian dan kecenderungan si anak (cara
belajarnya), misalnya :
•
Bagi anak yang dapat
berkonsentrasi dengan baik melalui pendengarannya, dapat menggunakan sarana berupa
kaset, atau program penghafal Al-Qur’an digital, agar anak bisa
mempergunakannya kapan saja, serta sering memperdengarkan kepadanya bacaan
Al-Qur’an dengan lantunan yang merdu dan indah.
•
Bagi anak yang peka
terhadap sentuhan, memberikannya Al-Qur’an yang cantik dan terlihat indah saat
di bawanya, sehingga ia akan suka membacanya, karena ia ditulis dalam
lembaran-lembaran yang indah dan rapi.
•
Bagi anak yang dapat
dimasuki melalui celah visual, maka bisa mengajarkannya melalui video,
komputer, layer proyektor, melalui papan tulis, dan lain-lain yang menarik
perhatiannya.
6. Memilih waktu yang tepat untuk menghafal Al-Qur’an.
Hal ini sangat penting, karena kita tidak boleh menganggap anak
seperti alat yang dapat dimainkan kapan saja, serta melupakan kebutuhan anak
itu sendiri. Karena ketika kita terlalu memaksa anak dan sering menekannya
dapat menimbulkan kebencian di hati anak, disebabkan dia menanggung kesulitan
yang lebih besar. Oleh karena itu, jika kita ingin menanamkan rasa cinta
terhadap Al-Qur’an di hati anak, maka kita harus memilih waktu yang tepat untuk
menghafal dan berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Adapun waktu yang dimaksud bukan saat seperti di bawah ini:
•
Setelah lama begadang, dan
baru tidur sebentar,
•
Setelah melakukan aktivitas
fisik yang cukup berat,
•
Setelah makan dan kenyang,
•
Waktu yang direncanakan
anak untuk bermain,
•
Ketika anak dalam kondisi
psikologi yang kurang baik,
•
Ketika terjadi hubungan
tidak harmonis anatara orangtua dan anak, supaya anak tidak membenci Al-Qur’an
disebabkan perselisihan dengan orangtuanya.
Kemudian hal terakhir yang tidak kalah penting agar anak mencintai
Al-Qur’an adalah dengan membuat anak-anak kita mencintai kita, karena ketika
kita mencintai Al-Qur’an, maka anak-anak pun akan mencintai Al-Qur’an, karena
mereka mengikuti orang yang dicintai.
Adapun beberapa cara agar anak-anak kita semakin mencintai kita antara
lain:
•
Senantiasa bergantung
kepada Allah, selalu berdo’a kepada Allah untuk kebaikan anak-anak. Dengan
demikian Allah akan memberikan taufikNya dan akan menyatukan hati kita dan
anak-anak.
•
Bergaul dengan anak-anak
sesuai dengan jenjang umurnya, yaitu sesuai dengan kaedah, “Perlakukan manusia
menurut kadar akalnya.” Sehingga kita akan dengan mudah menembus hati
anak-anak.
•
Dalam memberi pengarahan
dan nasehat, hendaknya diterapkan metode beragam supaya anak tidak merasa jemu
saat diberi pendidikan dan pengajaran.
•
Memberikan sangsi kepada
anak dengan cara tidak memberikan bonus atau menundanya sampai waktu yang
ditentukan adalah lebih baik daripada memberikan sangsi berupa sesuatu yang
merendahkan diri anak. Tujuannya tidak lain supaya anak bisa menghormati
dirinya sendiri sehingga dengan mudah ia akan menghormati kita.
•
Memahami skill dan hobi
yang dimiliki anak-anak, supaya kita dapat memasukkan sesuatu pada anak dengan
cara yang tepat.
•
Berusaha dengan sepenuh
hati untuk bersahabat dengan anak-anak, selanjutnya memperlakukan mereka dengan
bertolak pada dasar pendidikan, bukan dengan bertolak pada dasar bahwa kita
lebih utama dari anak-anak, mengingat kita sudah memberi makan, minum, dan
menyediakan tempat tinggal. Hal ini secara otomatis akan membuat mereka taat
tanpa pernah membantah.
•
Membereskan hal-hal yang
dapat menghalangi kebahagiaan dan ketenangan hubungan kita dengan anak-anak.
•
Mengungkapkan rasa cinta
kepada anak, baik baik dengan lisan maupun perbuatan
CARA MUDAH MENGAJARKAN DAN MENGHAFAL AL-QUR’AN UNTUK ANAK-ANAK.
Suatu ketika Sufyan Tsauri ditanya, manakah yang engkau cintai orang
yang berperang atau yang membaca Alquran? Ia berkata, membaca Alquran, karena
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah
orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya kepada orang lain”. Imam Abu
Abdurrahman As-Sulami tetap mengajarkan Alquran selama empat puluh tahun di
mesjid agung Kufah disebabkan karena ia telah mendengar hadis ini. Setiap kali
ia meriwayatkan hadis ini, selalu berkata: “Inilah yang mendudukkan aku di
kursi ini”.
Al Hafiz Ibnu Katsir dalam kitabnya Fadhail Quran halaman 126-127
berkata: [Maksud dari sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkan
kepada orang lain" adalah, bahwa ini sifat-sifat orang-orang mukmin yang
mengikuti dan meneladani para rasul. Mereka telah menyempurnakan diri sendiri
dan menyempurnakan orang lain. Hal itu merupakan gabungan antara manfaat yang
terbatas untuk diri mereka dan yang menular kepada orang lain.
Dari Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda
kepadaku: Bacakan Alquran kepadaku. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, aku harus
membacakan Alquran kepada baginda, sedangkan kepada bagidalah Alquran
diturunkan? Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya aku senang bila mendengarkan
dari orang selainku. Kemudian aku membaca surat An-Nisa'. Ketika sampai pada
ayat yang berbunyi: {Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), jika Kami
mendatangkan seorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan
engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (umatmu).} Aku angkat kepalaku
atau secara mendadak ada seseorang berada di sampingku. Dan ketika aku angkat
kepalaku, aku melihat beliau mencucurkan air mata. (Sahih Muslim No: 1332)
Imam Nawawi berkata (Ada beberapa hal yang dapat dipetik dari hadis
ini, di antaranya: sunat hukumnya mendengarkan bacaan Alquran, merenungi, dan
menangis ketika mendengarnya, dan sunat hukumnya seseorang meminta kepada orang
lain untuk membaca Al Quran agar dia mendengarkannya, dan cara ini lebih mantap
untuk memahami dan mentadabburi Al Quran, dibandingkan dengan membaca sendiri).
Dari uraian diatas dapar kita pahami bahwa betapa pentingnya untuk
mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an terutama kepada anak-anak. Dibawah ini
ada beberapa fungsi mempelajari dan menajarkan serta mendorong kepada anak-anak
untuk mempelajari Al-Qur’an diantaranya :
•
untuk mendapatkan ridho
Allah
•
untuk mendapatkan
ketenangan hidup.
•
karena Al Qur’an akan
menjadi penolong (syafa’at) bagi para penghafalnya.
•
penghafal Al-Qur’an dapat
memberikan syafaat bagi keluarganya
•
mendapatkan banyak
kemuliaan dan pahala yang berlimpah
Prinsip-prinsip mengajarkan Al-Qur’an:
•
Tidak boleh memaksa anak (
kecuali dengan alasan, misalkan watak anak ‘pemalas’ )
•
Lakukan kegiatan dengan
cara menyenangkan
•
Dimulai dari ayat-ayat yang
mudah difahami
•
Keteladanan dan motivasi
Kunci keberhasilan mengajarkan anak untuk menghafal Al-Qur’an:
•
Suasana senang dan
membahagiakan akan membantu anak untuk mengingat hafalannya dalam waktu yang
lama, dengan demikian anak akan berinteraksi dengan Al-Qur’an dengan perasaan
cinta dan keterikatan terhadap Al-Qur’an.
•
Berulang dan kontinyu
Cara memelihara dan mengembangkan memori anak:
•
Ajari anak untuk fokus dan
perhatian pada pendidiknya.
•
Faktor makanan adalah
penentu untuk terpelihara kemampuan memori itu bekerja (zat-zat adiktif yang
terdapat dalam makanan, perlahan tapi pasti akan merusak daya ingat anak-anak).
•
Memberi penjelasan pada
anak-anak atas nilai-nilai yang terkandung dalam bacaan yang dihafalnya, maka
memori akan bekerja lebih eksis.
•
Menghormati waktu bermain
dan waktu istirahat anak.
•
Jauhkan unsur-unsur yang
dapat mengancam psikologi anak-anak ; celaan dan tekanan.
•
Ciptakan motivasi-motivasi
agar anak cenderung menyukai aktifitas menghafal
Waktu-waktu yang tepat untuk mengajarkan anak menghafal Al-Qur’an:
•
Tidak mengantuk
•
Tidak letih / kelelahan
•
Tidak kekenyangan atau
sebaliknya, tidak sedang kelaparan
•
Tidak dalam keadaan capek
belajar
•
Tidak sedang bermain
•
Tidak dalam keadaan sakit /
bad mood
Yang perlu diperhatikan tentang bakat anak dalam menghafal:
•
Kenali bakat anak-anak dan
hargai minat mereka.
•
Fahami keterbatasan daya
ingat anak karena tiap anak itu beda kemampuannya
•
Kenali anak-anak yang
memiliki kesulitan dalam belajar dan berinteraksi
TEKNIS PENGAJARAN
Bayi ( 0-2 tahun )
•
Bacakan Al-Qur’an dari
surat Al-Fatihah
•
Tiap hari 4 kali waktu (
pagi, siang, sore, malam )
•
Tiap 1 waktu satu surat
diulang 3x
•
Setelah hari ke-5 ganti
surat An-Nas dengan metode yang sama
•
Tiap 1 waktu surat yang
lain-lain diulang 1x 2.
Di atas 2 tahun
•
Metode sama dengan teknik
pengajaran bayi. Jika kemampuan mengucapkan kurang, maka tambah waktu
menghafalnya, misal dari 5 hari menjadi 7 hari.
•
Sering dengarkan murottal.
Di atas 4 tahun
•
Mulai atur konsentrasi dan
waktu untuk menghafal serius
•
Ajari muroja’ah sendiri *
Ajari mengahfal sendiri
•
Selalu dimotivasi supaya
semangat selalu terjaga
•
Waktu menghafal 3-4x per
hari
CARA MENJAGA HAFALAN
•
Mengulang-ulang secara
teratur
•
Mendengarkan murottal
•
Mentadabburi dan menghayati
makna
•
Menjauhi maksiat